Senin, 22 Maret 2010

Penyiram tanaman otomatis dengan PLC

di ambil dari jurnal 8-penyiram-otomatis-PLC

BAB III
PENYIRAMAN TANAMAN OTOMATIS MENGGUNAKAN PLC
PERANCANGAN

3.1 CARA KERJA SISTEM OTOMATIS PENYIRAMAN TANAMAN
Penyiram tanaman otomatis ini di fungsikan untuk mengetahui apakah kondisi tanah pada tanaman kering atau basah, jika kondisi tanaman ini kering maka sensor tembaga akan member informasi kepada relay kepada suatu alat PLC (Programmable Logic Control), dimana PLC akan member informasi kepada Relay untuk membuka katup valve dan mengaliri air utuk menyiram tanaman tersebut.
Ketika kondisi tanah ini basah, maka sensor akan mengirim informasi kepada PLC untuk membrikan informasi ke relay, sehingga relay secara otomatis menutup valve, karena kondisi tanah sudah basah. Transistor difungsikan sebagai saklar dimana TR1 akan dikendalikan (diaktifkan) melalui basis, ketika tegangan dikaki basis melampaui tegangan saturasi maka TR1 akan aktif dan arus akan mengalir dari kaki C ke kaki E. Tegangan di kaki basis TR1 didapat dari rangkaian pembagi tegangan antara VR1 dan sensor (elektroda).
Ketika sensor tembaga dalam kondisi basah maka nilai resistansinya akan lebih kecil di bandingkan dengan nilai resistansi pada VR1
Sedangkan VR1 difungsikan untuk kalibrasi (penentu titik kelembapan yang di inginkan). Ketika kondisi tanah basah, maka perbandingan resistensi sensor lebih kecil dari resistensi VR1 sehingga tegangan di kaki basis di bawah nilai tegangan saturasi sehingga TR1 akan OFF. Ketika kondisi tanah kering maka perbandingan resistensi sensor lebih besar dari pada resistensi VR1, sehingga tegangan pada kaki basis melebihi tegangan saturasi sehingga TR1 pada kondisi ON sehingga arus akan mengalir dari kaki colector ke kaki basis.
Ketika TR1 aktif (on) maka tegangan pada basis TR2 akan melebihi tegangan saturasi dan TR2 akan hidup. Ketika TR2 hidup maka arus akan mengalir dari kaki collector ke kali emitor TR2 yang melebihi kaki-kaki relay. Karena relay dialiri arus maka relay akan on dan hal ini akan menswitch relay pada kondisi NC. Kondisi relay ini digunakan untuk menghidupkan (memberi inputan) pada PLC.

3.1.1 Cara Kerja PLC (Programmable Logic Control)
PLC adalah suatu peranti elektronik yang dapat dirancang agar dapat beroperasi secara digital dengan menggunakan memori sebagai media penyimpanan instruksi untuk menjalankan fungsi-fungsi logika, seperti fungsi pencacah, fungsi urutan proses, fungsi pewaktu, fungsi aritmetika, dan fungsi lain yang dapat diprogram. Pembuatan program dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu melalui PLC langsung dan melalui komputer. Bila program dibuat melalui komputer, maka perlu dipindahkan ke PLC untuk dapat dijalankan.
Perangkat lunak untuk membuat program PLC melalui komputer dapat menggunakan LOGO!soft. Dengan LOGO!soft, program dapat dibuat dan dilihat hasilnya berupa simulasi dan lebih mudah untuk diperbaiki atau untuk pengembangan. Jika sudah selesai, program dapat ditranfer ke PLC dan siap dijalankan.
Pada PLC, untuk menghubungkan dengan peralatan lainnya diperlukan pengalamatan yang tepat. Pola pengalamatan untuk input, output dan blok-blok internal memiliki perbedaan berdasarkan jenis PLC. PLC yang digunakan pada otomatisasi penyiraman bibit ini adalah Siemens, pola pengalamatan yang digunakan adalah sebagai
berikut :
- Input : I1, I2, I3, …
- Output : Q1, Q2, Q3, …
- Internal Relay : M1, M2, …
- Timer : T ON1, T ON2, T ON3, T OFF1, T OFF2, T OFF3
Pada PLC Siemens bahasa pemrograman yang digunakan adalah FBD (Function Block Diagram). FBD merupakan bahasa pemrograman yang berupa blok-blok gerbang logika untuk menggambarkan rangkaian yang di buat.

3.1.2 Cara Kerja Sensor Tembaga
Sensor adalah alat yang digunakan untuk mendeteksi dan sering berfungsi untuk mengukur magnitude sesuatu. Dengan menggunakan sensor kita dapat mengubah mekanis, magnetis, panas, cahaya dan kimia menjadi tegangan dan arus listrik. Sensor yang digunakan pada otomatisasi penyiraman bibit ini adalah sensor kelembaban tanah.
Sensor (elektroda) akan membaca nilai resistansi tanah yang di ukur. Ketika kelembaban tanah tinggi (basah) maka nilai resistansi tanah akan turun (rendah) dan ketika kondisi tanah kering maka nilai resistensinya tinggi. Perubahan nilai resistensi dari tanah ini yang dimanfaatkan untuk merubah menjadi tegangan.





3.3.2 Cara Kerja PLC
PLC bekerja berdasarkan input / masukan dari sensor dan program yang telah dibuat. Sensor akan memberikan masukan berupa arus yang dihubungkan ke input (I1). Keluaran dari PLC (Q1) akan dihubungkan ke relay untuk menghidupkan atau mematikan pompa air. Keluaran dari PLC (Q1) akan dihasilkan program PLC berdasarkan masukan / input dari I1 dan masukan dalam program.

3.3.3 Cara Kerja Relay
Relay bekerja berdasarkan masukan yang diperoleh dari keluaran PLC. Jika keluaran dari PLC (Q1) berupa kondisi logika 1, maka arus listrik akan mengalir ke lilitan kumparan pada batang magnet yang ada di relay. Hal ini akan menyebabkan induksi dan menggerakkan poros sehingga terjadi kontak (saklar dalam kondisi on).

bahasa pemrograman C++

di ambil dari
http://kazekage08suna.blogspot.com/2010/03/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html

1. PENGANTAR C ++


C++ diciptakan oleh Bjarne Stroustrup di laboratorium Bell pada awal tahun 1980-an, sebagai pengembangan dari bahasa C dan Simula. Saat ini, C++ merupakan salah satu bahasa yang paling populer untuk pengembangan softwareberbasis OOP. Kompiler untuk C++ telah banyak beredar di pasaran. Software developer yang paling diminati adalah Borland Inc. dan Microsoft Corp. Produk dari Borland untuk kompiler C++ adalah Turbo C++, Borland C++, Borland C++ Builder. Sedangkan dari Microsoft adalah Ms. Visual C++. Walaupun banyak kompiler yang tersedia, namun pada intinya bahasa pemrograman yang dipakai adalah C++.

Sebelum mulai melakukan kode program, sebaiknya diingat bahwa C++ bersifat “case sensitive”, yang artinya huruf besar dan huruf kecil dibedakan.

2. STRUKTUR BAHASA C++

Cara terbaik untuk balajar bahasa pemrograman adalah dengan langsung

mempraktikannya. Cobalah contoh program berikut :

// program pertamaku

#include

int main ()

{

cout << "Selamat Belajar C++";

return 0;

}

Program di atas, misalnya dapat disimpan dengan nama latih1.cpp. Cara untuk

menyimpan dan mengkompile program berbeda-beda, tergantung kompiler yang

dipakai.

Ketika di-run, maka di layar akan muncul sebuah tulisan “Selamat Belajar

C++”. Contoh di atas, adalah sebuah contoh program sederhana menggunakan

C++. Namun, penggalan program tersebut telah menyertakan sintak-sintak dasar

bahasa C++. Sintak dasar tersebut, akan kita bahas satu per satu:

// program pertamaku

merupakan sebuah baris komentar. Semua baris, yang ditandai dengan dua

buah tanda slash (//), akan dianggap sebagai baris komentar dan tidak akan

berpengaruh pada hasil. Biasanya, baris komentar dipakai oleh programmer

untuk memberikan penjelasan tentang program.

Baris komentar dalam C++, selain ditandai dengan (//) juga dapat ditandai

dengan (/*….*/)

Perbedaan mendasar dari keduanya adalah :

// baris komentar

/* blok komentar */

#include

pernyataan yang diawali dengan tanda (#) merupakan pernyataan untuk

menyertakan preprocessor. Pernyataan ini bukan untuk dieksekusi. #include

berarti memerintahkan kompiler untuk menyertakan file

header iostream.h. Dalam file header ini, terdapat beberapa fungsi standar

yang dipakai dalam proses input dan output. Seperti misalnya perintah cout

yang dipakai dalam program utama.

int main ()

baris ini menandai dimulainya kompiler akan mengeksekusi program. Atau

dengan kata lain, pernyataan main sebagai penanda program utama. Adalah

suatu keharusan, dimana sebuah program yang ditulis dalam bahasa C++

memiliki sebuah main.

main diikuti oleh sebuah tanda kurung () karena main merupakan sebuah

fungsi. Dalam bahasa C++ sebuah fungsi harus diikuti dengan tanda (), yang

nantinya dapat berisi argumen. Dan sintak formalnya, sebuah fungsi dimulai

dengan tanda {}, seperti dalam contoh program.

cout << "Selamat Belajar C++";

perintah ini merupakan hal yang akan dieksekusi oleh compiler dan

merupakan perintah yang akan dikerjakan. cout termasuk dalam file iostream.

cout merupakan perintah untuk menampilkan ke layer.

Perlu diingat, bahwa setiap pernyataan dalam C++ harus diakhiri dengan tanda

semicolon (;) untuk memisahkan antara pernyataan satu dengan pernyataan

lainnya.

return 0;

pernyataan return akan menyebabkan fungsi main() menghentikan program

dan mengembalikan nilai kepada main. Dalam hal ini, yang dikembalikan

adalah nilai 0. Mengenai pengembalian nilai, akan dijelaskan nanti mengenai

Fungsi dalam C++.

Coba tambahkan sebaris pernyataan lagi, sehingga program contoh di atas akan

menjadi seperti berikut:

// latihan keduaku

#include

int main ()

{

cout << "Selamat Belajar C++";

cout << "di kampusku";

return 0;

}

Maka perintah cout yang kedua akan menampilkan sebuah kalimat lagi di layar,

dengan tulisan “di kampusku”.

Referensi : kuliah.stikom-bali.ac.id/410207/ModulAlgo&struk_Cpp_.pdf,

www.indowebster.com/Pengantar_Algoritma_Pemrograman_Komputer.html,

usupress.usu.ac.id/files/Algoritma%20dan%20Pemrograman;...Final.pdf,

ugpedia.gunadarma.ac.id/pdf.php?cat=18&id=245&lang=id.

Senin, 08 Maret 2010

valve solinoid




What is a Solenoid Valve?
A solenoid valve is an electromechanical device used for controlling liquid or gas flow. The solenid valve is controlled by electrical current, which is run through a coil. When the coil is energized, a magnetic field is created, causing a plunger inside the coil to move. Depending on the design of the valve, the plunger will either open or close the valve. When electrical current is removed from the coil, the valve will return to its de-energized state.
In direct-acting solenoid valves, the plunger directly opens and closes an orifice inside the valve. In pilot-operated valves (also called the servo-type), the plunger opens and closes a pilot orifice. The inletline pressure, which is led through the pilot orifice, opens and closes the valve seal.
The most common solenoid valve has two ports: an inlet port and an outlet port. Advanced desigs may have three or more ports. Some designs utilize a manifold-type design.
Solenoid valves make automation of fluid and gas control possible. Modern solenoid valves offer fast operation, high reliability, long service life, and compact design.

tugas portofolio Algoritma

1) Basis step 4^n -1 habis dibagi 3untuk setiap bilangan bulat
S(1) = benar n>=1
S(n) = s(1)
4^n-1 = 4^1 – 1 , habis dibagi 3 (benar)

2) Inductive step
S(k) = benar
S(n) = S(k)
n=k
4^n – 1 = 4^k – 1 ……..(1)
S(k+1) = benar
S(n) = S(k+1)
n=k+1
4^n -1 = 4^k – 1
= 4^k * 4 -1
= 4 * 4^k – 1
S(k), S(k=1) = benar
3*4^k + 4^k – 1 …….( habis dibagi 3 ) berarti (benar)